pramukahaurwangi.or.id, Dalam rangka mempersiapkan Pentas Seni Kontingen Jambore Cabang Kwarran Haurwangi, Pramuka Penggalang Haurwangi menyelenggarakan Latihan tampilan seni tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Guru Haurwangi (GGH) dibimbing oleh PINKON dan Pembina pendamping. Cerita yang akan diangkat dalam pentas nanti adalah Tentang Sangkuriang yang secara Gamblang ceritanya adalah sebagai berikut :
The Story Of Sangkuriang
Menceritakan sangkuriang yang tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan gemar berburu ditemani Tumang. Suatu hari saat berburu, Sangkuriang gagal mendapatkan buruan, dan ia sangat marah. Karena Tumang tidak mau menuruti perintahnya untuk mengejar babi hutan, Sangkuriang gelap mata dan membunuh Tumang, lalu mengambil hatinya dan membawanya pulang kepada Dayang Sumbi, berpura-pura itu adalah hati rusa.
Ketika mengetahui perbuatan putranya, Dayang Sumbi murka. Ia memukul kepala Sangkuriang hingga meninggalkan bekas luka. Sangkuriang pun marah dan sakit hati, lalu memutuskan untuk pergi mengembara meninggalkan ibunya. Dayang Sumbi yang menyesal atas perbuatannya kemudian memohon ampun dan dianugerahi kecantikan abadi oleh para dewa.
Bertahun-tahun berlalu, Sangkuriang kembali ke tanah kelahirannya dan menjumpai seorang wanita yang luar biasa cantik, yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Sangkuriang yang tidak mengenalinya jatuh cinta dan melamarnya. Dayang Sumbi juga terpesona pada ketampanan Sangkuriang, namun ia terkejut saat melihat bekas luka di kepala pemuda itu, yang persis seperti luka anaknya. Barulah ia sadar bahwa calon suaminya adalah putranya sendiri.
Karena tak ingin terjadi pernikahan sedarah, Dayang Sumbi berusaha menolak pinangan itu dengan mengajukan dua syarat yang mustahil dipenuhi dalam semalam yaitu membendung Sungai Citarum untuk membuat telaga (danau), membuat sebuah perahu besar untuk menyeberang danau itu.
Sangkuriang menyanggupi, dan dengan kesaktiannya ia mengerahkan makhluk-makhluk gaib untuk membantunya. Ketika menjelang fajar, Dayang Sumbi melihat Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya. Panik, ia pun mencari akal. Ia membentangkan kain putih dan meminta ayam jantan berkokok, menciptakan ilusi seolah hari sudah pagi.
Makhluk-makhluk gaib yang mengira fajar telah menyingsing segera menghentikan pekerjaan mereka dan menghilang. Sangkuriang yang marah besar karena merasa dicurangi dan gagal memenuhi syarat, melampiaskan amarahnya dengan menjebol bendungan yang dibuatnya, menyebabkan banjir besar.
Puncak kemarahannya, Sangkuriang kemudian menendang perahu besar yang hampir selesai itu dengan sekuat tenaga. Perahu itu melayang jauh dan jatuh terbalik, membentuk sebuah gunung yang kini dikenal sebagai Gunung Tangkuban Parahu, yang berarti "perahu yang tertelungkup" atau "perahu yang terbalik". Sementara Sangkuriang sendiri menghilang ke alam gaib.
Pemeran Tokoh dalam pentas seni tersebut adalah :
1. Sangkuriang (Riswan - SMP IT Al Bantari
2. Dayang Sumbi (Ismayanti - SMP NH Pasundan)
3. Tumang (Anshar - SMPN 2 Haurwangi)
4. Para Dayang :
• Alya - SDN Santosa
• Siti - SDN Sukawangi
• Irdina - SDN Cipeuyeum 1
• Alita - SDN Binawangi
5. Para Makhluk Gaib
• Salsabila - SMP Kelas Jauh Ciranjang
• Nurli - SMP IT Al-Bantari
6. Para Warga
• Rifki - SDN Cipetir 01
• Gurfah - SDN Cipetir 01
• Faatir - SDN Cipetir 3
• Rifki - SDN Buniayu 2
Kak Alfi Maulana Hisyanudin, MS, sebagai salah satu pembimbing pentas ini berharap dalam tempo kurang lebih 10 hari anak-anak bisa memerankan dirinya serta menghapalkan narasi yang harus disampaikan saat penampilan nanti.


Semangat
ReplyDeleteSemangat nak
ReplyDeleteSemangat💥
ReplyDeleteGanbatte!!!!! 🤎
ReplyDelete